Pulau Kalimantan merupakan pulau terbesar yang
menjadi bagian dari Lempeng mikro Sunda. Menurut Tapponnir (1982) Lempeng Asia
Tenggara ditafsirkan sebagai fragmen dari lempeng Eurasia yang melejit ke
Tenggara sebagai akibat dari tumbukan kerak Benua India dengan kerak Benua
Asia, yang terjadi kira-kira 40 – 50 juta tahun yang lalu. Fragmen
dari lempeng Eurasia ini kemudian dikenal sebagai lempeng mikro Sunda yang
meliputi Semenanjung Malaya, Sumatra, Jawa, Kalimantan Selatan dan Kalimantan
Tengah. Adapun batas-batas tektonik yang paling penting disebelah timur adalah
:
1. Komplek subduksi Kapur Tersier Awal yang berarah Timurlaut, dimulai
dari Pulau Jawa dan membentuk pegunungan Meratus sekarang,
2. Sesar mendatar utama di Kalimantan Timur dan Utara (Gambar 1),
3. Jalur subduksi di Kalimantan Utara, Serawak, dan Laut Natuna, Jalur ini dikenal dengan jalur Lupar.
Tektonik pembentukan Pulau Kalimantan, bagian dari lempeng mikro Sunda
(Satyana, 1994)
Secara regional wilayah kuasa
pertambangan PT. Pertamina EP UBEP Tanjung termasuk ke dalam Cekungan Barito
(Kusuma dan Darin1985), lihat (Gambar 1). Cekungan Barito ini meliputi daerah
di Kalimantan Tenggara, cekungan ini terletak diantara dua elemen yang berumur
Mesozoikum (Paparan Sunda di sebelah barat dan Pegunungan Meratus yang
merupakan jalur melange tektonik di sebelah timur).
Orogenesa
yang terjadi pada Plio-Plistosen mengakibatkan bongkah Meratus bergerak ke arah
barat. Akibat dari pergerakan ini sedimen-sedimen dalam Cekungan Barito
tertekan sehingga terbentuk struktur perlipatan.
Cekungan
Barito memperlihatkan bentuk cekungan asimetrik yang disebabkan oleh adanya
gerak naik dan gerak arah barat dari Pegunungan Meratus. Sedimen- sedimen
Neogen diketemukan paling tebal sepanjang bagian timur Cekungan Barito, yang
kemudian menipis ke barat. Secara keseluruhan sistem sedimentasi yang
berlangsung pada cekungan ini melalui daur genang laut dan susut laut yang
tunggal, dengan hanya ada beberapa subsiklus yang sifatnya lokal dan kecil.
Formasi Tanjung yang berumur Eosen menutupi batuan dasar yang relatif landai,
sedimen-sedimennya memperlihatkan ciri endapan genang laut yang diendapkan pada
lingkungan deltaik air tawar sampai payau. Formasi ini terdiri dari
batuan-batuan sedimen klastik berbutir kasar yang berselang-seling dengan
serpih dan kadangkala batubara. Pengaruh genang laut marine bertambah selama
Oligosen sampai Miosen Awal yang mengakibatkan terbentuknya endapan-endapan
batugamping dan napal (Formasi Berai). Pada Miosen Tengah-Miosen Akhir terjadi
susut laut yang mengendapkan Formasi Warukin. Pada Miosen Akhir ini terjadi
pengangkatan yang membentuk Tinggian Meratus, sehingga terpisahnya cekungan
Barito, Sub Cekungan Pasir dan Sub Cekungan Asam-Asam (Gambar 2)
Barito Basin-Makassar Strait
cross section (After Satyana and Silitonga, 1994)