• 1. Sifat-sifat kimia dan sifat-sifat fisik air laut.
• 2. Sebaran temperatur dan salinitas air laut.
• 3. Gerakan air laut
• 4. Interaksi atmosfer dan hidrooseonosfer
• 5. Morfologi lantai samodera
• 6. Biota laut (termasuk fosil )
• 7. Sedimentologi marin
• 8. Erosi pantai dan dasar laut
• 9. Perubahan muka air laut
Lingkungan Marin
Samudera (Ocean)
Mempunyai ciri-ciri :
- Samudera dipisahkan dari benua oleh adanya rangkaian kepulauan (archipelago) atau oleh punggungan bawah muka air (dremple)
- Salinitas / Kadar garam rerata 3,5 %
- Merupakan satu kesatuan arus laut (current) dengan susunan arus laut tertutup.
- Mempunyai kedalaman rerata 3800 meter
Batas lempeng samodera membentuk morfologi berupa rendahan (basin) maupun tinggian (punggungan).
Batas lempeng konvergen umumnya berupa palung ( trench).
Batas lempeng divergen umumnya berupa punggungan tengah samodera (mid oceanic ridge).
Batas lempeng transform memberikan kenampakan morfologi dasar laut berupa “submarine canyon” dan “seamount valleys”
LAUT (SEA)
Merupakan perairan yang terletak di tepi samodera, diantara samodera dan benua atau benua dan benua, serta berada di pedalaman benua.
Macam- macam laut :
- Laut Tepi (Marginal Sea)
Merupakan laut dengan kedalaman berkisar 100 sampai 200 meter dan terletak di tepi benua, dipisahkan dari samodera oleh rangkaian kepulauan (archipelago). Laut tepi lazim disebut sebagai paparan (shelf).
Contoh :
- Laut Jawa, di tepi benua Asia dan dipisahkan dari samodera India oleh Kepulauan Indonesia (P.Jawa, P. Sumatera dan Kep. Nusatenggara)
- Laut Cina Selatan, di tepi benua Asia dan dipisahkan dari Samudera Pasifik oleh Kepulauan Filipina.
- Laut Jepang, di tepi benua Asia dan dipisahkan dari samudera Pasifik oleh Kepulauan Jepang.
- Laut Utara, di tepi benua Eropa dan dipisahkan dari Samudera Atlantik oleh Kepulauan Britania Raya.
Genesa laut tepi ini secara tektonik menempati pada unsur tektonik busur belakang (back arc).
Aplikasi sumberdaya alam yang terkandung di laut tepi adalah potensial terdapatnya hidrokarbon.
- Laut Tengah (Mediteran Sea)
Merupakan laut dengan kedalaman > 1000 meter dan terletak antara benua dengan samodera atau antara benua dengan benua yang dihubungkan oleh selat.
Contoh:
a. Laut Tengah
Dipisahkan dari Samodera Atlantik oleh Selat Gibraltar.
b. Laut Merah (Red Sea)
Dipisahkan dari Samodera India oleh Selat Ogaden.
c. Laut Parsi ( Persia Sea)
Dipisahkan dari Samodera India oleh Selat Hormus.
Genesa Laut Tengah secara tektonik akibat batas lempeng divergen maupun transform.
- Laut Pedalaman (Interior Sea)
Merupakan laut dengan kedalaman > 200 meter, dan terletak di pedalaman / tengah benua.
Contoh :
a. Laut KaspiTerletak di tengah benua Asia, di sekitar negara-negara Asia Tengah.
b. Laut Mati (Death Sea) Berada di tengah Benua Asia, disekitar negara-negara Timur Tengah.
Genesa Laut Pedalaman akibat batas lempeng transform. Salah satu cirinya mempunyai kadar garam yang sangat tinggi.
SIFAT-SIFAT AIR LAUT/SAMUDRA
Komposisi air laut
- Gas
- Oksigen (O2)
- Carbon dioksida (CO2)
Laut terbuka :
- Kandungan O2 rerata 4,5 - 9 Cm 3/liter
- Kandungan CO2 rerata 0,1 Cm3 /liter
- Gas
- Oksigen (O2)
- Carbon dioksida (CO2)
Laut terbuka :
- Kandungan O2 rerata 4,5 - 9 Cm 3/liter
- Kandungan CO2 rerata 0,1 Cm3 /liter
Laut Tertutup :
- Kandungan O2 sangat kecil ( < 3 Cm3/liter
sampai tidak ada sama sekali)
- Muncul gas Hidrogen Sulfida (H2S)
- Temperatur tinggi dan seragam
- Kadar garam tinggi dan seragam
- Kandungan garam tinggi
- Jenuh CaCO3
Sifat-sifat Air Laut Tertutup
- Mempunyai temperatur dan kadar garam/ salinitas seragam.
- Temperatur tidak normal dan tinggi
- Oksigen rendah sampai tidak ada oksigen sama sekali
- Kondisi reduksi dengan ditandai kehadiran gas/senyawa hidrogen sulfida (H2S)
- Kandungan garam tinggi
- Jenuh dengan CaCO3
Sifat-sifat Sedimen Yang Terbentuk pada Laut Tertutup
- Sedimen berbutir halus (fine grained)
- Sedimen sebagai hasil kondisi reduksi sangat tinggi
- Munculnya gas/senyawa/mineral hidrogen sulfida (H2S)
- Mempunyai kandungan karbonat (CaCO3) tinggi
- Sedimen berstruktur laminasi
- Tidak ada fauna di dasar
- Mengandung kumpulan fosil yang bercampur
- Mengandung material organik yang tinggi (TOC high)
- Fosil terdapat hanya pada lapisan tertentu
Contoh Laut Tertutup dengan kandungan H2S tinggi
- Teluk Norwegia (Norwegian fyord) lebih besar dari 40 Gram/ liter air laut
2. Laut Hitam 4 - 8 gram / liter air laut
3. Teluk Kaoe (Halmahera Utara) 0,3 gram/liter air laut.
Contoh Kandungan Material Organik (TOC) pada sedimen laut tertutup
- Teluk Norvegia 25 - 35 %
- Laut Hitam 10 - 15 %
- Teluk Kaoe (Halmahera) 6 %
Contoh Kadar Garam Yang berhubungan dengan evaporasi
- Laut Merah 4 %
- Laut /Teluk Parsi lebih besar dari 4%
- Laut Mati lebih dari 10 %
- Great Salt Lake lebih dari 25 %
Sifat Fisik Air Laut
- Berat Jenis rerata 1,025
- Pembekuan awal menjadi es - 2 der cel
- Pencairan awal + 4 der cel
- Warna dan kejernihan air laut dipengaruhi oleh :
- Suspended load material
- Organic materials
- Anorganic materials
5. Temperatur Air Laut
Menurut Kuenen, 1946, dapat dibedakan berdasarkan iklim :
- Daerah Tropis 20 - 30 der cel
- Daerah Subtropis 17 - 19 der cel
- Daerah Tropis 0 der cel
Menurut Kennet, 1972 :
- Tropical seas 24 - 30 der cel
- Warm Subtropical seas 20 - 24 der cel
- Cool Subtropical Seas 12 - 20 der cel
- Subtropical Seas 5 - 12 der cel
- Polar Seas 0 - 5 der cel
Contoh Biota (fosil) yang pernah hidup pada laut berdasarkan temperatur
- Tropical Seas : Gr. Menardii ( DC)
- Warm Subtropical : Gd. Rubber (DC)
- Cool Subtropical : Gr. Truncatuloides (DC)
- Subpolar Seas : Ga. Bulloides (SC)
- Polar Seas : Neogbq Pachyderma (SC)
Gerakan Air Laut
- Arus Laut (Current) , disebabkan oleh :
a. Angin yang bertiup
b. Pasang surut (tidal)
c. Gaya gravitasi bumi
d. Perbedaan berat jenis air laut
e. Rotasi bumi
f. Akibat perubahan mendadak dasar laut mis gempa, longsor, sesar/tektonik
Contoh Arus Laut di berbagai Samudra
1. Florida Current 40 juta m3/det
2. Gulf Stream Current 90 juta m3/det
3. Kuroshio Current 20 juta m3/det
4. Hawai Current 40 juta m3/det
5. Antartic Polar Current 100 juta m3/det
6. Amazon River Current 100 ribu m3/det
- Pasang Surut (Tidal ), disebabkan oleh :
a. Interaksi gaya gravitasi bumi dan bulan
b. Gerakan bulan mengitari bumi
c. Rotasi bumi
- Gelombang dan ombak, disebabkan oleh tiupan angin. (ingat hukum Helmhost). Gel Tsunami, disebabkan oleh :
- Tektonik dasar laut
- Gempa bumi dasar laut
- Longsor dasar laut.
LINGKUNGAN PENGENDAPAN SEDIMEN MARIN
Cekungan sebagai wadah sedimen diendapkan meliputi berbagai aspek fisik, kimiawi dan organis.- Permukaan bumi lebih dari 70,8 % ditutupi oleh air laut.- Daerah inilah yang merupakan lingkungan pengendapan sedimen marin, yang mewadahi berbagai aspek fisik, kimiawi dan organis.
Cekungan sebagai wadah sedimen diendapkan meliputi berbagai aspek fisik, kimiawi dan organis.- Permukaan bumi lebih dari 70,8 % ditutupi oleh air laut.- Daerah inilah yang merupakan lingkungan pengendapan sedimen marin, yang mewadahi berbagai aspek fisik, kimiawi dan organis.
Lingkungan pengendapan marin
Daerah ini dapat dibedakan berdasarkan topografi dan kedalamannya :
- Continental shelf 5,5 %
- Continental Slope 6 %
- Continental rise 59,5 %
- Komponen laut dalam 29 % : meliputi ocean basin, deep-sea grabens, trenches, seamount valleys, submarine canyon dan oceanic ridges.
1. Kontinental Margin/Tepian Kontinen
= Terletak antara ocean basin dengan kontinen
= Daerah sangat aktif terhadap proses sedimentasi.
Meliputi : 1.1. Paparan Benua /Continental Shelf
1.2. Lereng Benua/Continental Slope
1.3. Dasar Laut /Continental Rise
1.1. Paparan Benua (Continental Shelf)
- Terletak antara pantai sampai dengan tekuk lereng benua.
- Kedalaman rerata 130 meter
- Kemiringan lereng rerata 5 derajat
- Sedimen umumnya berasal dari rombakan kontinen di sebut sedimen terigen
- Biota/organisme paling banyak ditemukan
- Proses geologi berupa sedimentasi dan erosi
1.2. Lereng Benua (Continental Slope
- Kedalam rerata 3500 meter
- Kemiringan lereng 35 - 90 derajat
- Jenis sedimen terigen, pelagik dan autigenik atau percampuran di antaranya.
- Sedimen terigen berfasies gravity flow / turbidit.
1.3. Dasar Laut (Continental Rise
- Dibentuk oleh dasar laut dengan tonjolan-tonjolan gunung bawah laut.
- Daerah ini sedimen berupa endapan tanggul yang terbentuk di zona undak-undak laut
- Sedimen terigen berukuran halus, sedimen pelagik dan sedimen autigenik
- Sedimen kimiawi lebih dominan
- Kedalaman sekitar 3500 - 5000 meter.
2. Ocean Basin Floor (Abysal Plains))
Cekungan Laut Dalam
- Cekungan laut dalam dengan kedalaman lebih dari 5000 meter.
- Dipengaruhi oleh aktivitas tektonik divergen (sea floor spreading) sehingga sedimennya sering bercampur dengan material volkanik dasar laut berupa pillow lava dan hialoklastic.
- Sedimen terigen dan sedimen organis mengalami proses silisifikasi dalam kondisi lingkungan asam membentuk baturijang (chert) dan lempung silikat.
- Proses silisifikasi terjadi karena kondisi kedalaman laut ini telah ada di bawah batas CCD Zone.
Catatan : secara kimiawi maka sifat air laut makin ke dalam akan bersifat asam.
- Oceanic Ridge System
Pematang Tengah Samudra.
- Kedalam bervariasi, bahkan sering sebagai tonjolan muncul di permukaan sebagai pulau-pulau / Seamount.
- Topografinya berupa punggungan tengah samodera ( M O R ), yang disertai fracture zone / rekahan berupa lembah/ basin dengan kedalaman rerata 2500 meter.
- Wilayah ini dibentuk oleh aktivitas keluarnya mgma/ astenosfer akibat pemekaran lantai samodera.
Klasifikasi Lingkungan Marin
Secara garis besar maka lingkungan marin dapat dapat dikelompokkan menjadi :
1. Wilayah Laut Dangkal (Shallow Marine), Yaitu daerah Continental Shelf, meliputi wilayah pantai dan wilayah paparan. Berdasarkan batimetri meliputi wilayah Litoral, Epineritik, Innerneritik dan Outerneritik
2. Wilayah Laut Dalam (Deep Marine), Yaitu : Continental Slope, Continental Rise, Ocean Basin Floor, dan Oceanic Ridge System. Berdasarkan batimetri, wilayah ini meliputi : bathyal, abysal dan hadal.
PROSES SEDIMENTASI MARIN
- Proses Sedimentasi Marin Laut Dangkal
- Pada kedalaman kurang dari 200 meter.
- Meliputi wilayah pantai dan paparan.
- Media proses sedimentasinya adalah pasang surut, gelombang dan arus.
- Sedimentasi mekanik/fisik dengan mekanisme sedimentasi traksi.
- Sedimentasi secara organis membentuk terumbu / reef.
1.1. Proses Delta.
Proses sedimentasinya sangat kompleks, sebagai interaksi faktor dinamika pantai, yaitu : pasang surut, gelombang, arus laut, deformasi, organisme dan iklim.
Kekomplekan ini diakibatkan oleh berbagai proses yaitu : proses mulut sungai, proses akibat efek gelombang sungai, proses pasang surut (makrotidal) dan arus susur pantai (longshore current).
Proses Mulut Sungai
Interaksi sistim morfodinamik meliputi : sifat
- Aliran sungai dengan air laut, kedalaman air, lereng, tidal range, derajat pasang surut kekuatan dan sifat gelombang, serta faktor barier island dan laguna.
- Bentuk pengaliran turbulen, baik plane jets (pada dasar cekungan) dan axial jets (vetikal outlet).
Proses Akibat Efek Gelombang Muara Sungai
Gelombang muara sungai sebagai media penyebar sedimen.
- Sebagai perusak tubuh sedimen yang telah terbentuk.
- Tingkat energi gelombang muara sungai sangat berperan dalam pembentukan delta.
Proses Pasang Surut (Macrotidal
- Sebagai perubah paras muka air laut dalam hal kedalamannya.
- Sebagai pembangkit arus dalam transportasi material sedimen.
- Salah satunya sebagai pembentuk struktur sedimen mega cross bedding dan juga herring boone.
Proses Arus Susur Pantai
- Sebagai media transport sedimen
- Penyebab terhambatnya pembentukkan delta.
- Berperan dalam pembentukan delta tameng (shield delta)
Struktur Delta
Subaerial delta
- upper deltaic plain
- Lower deltaic plain
2. Subaquaes delta
- Upper delta
- Delta front
- Lower delta / prodelta clays.
Jenis Delta
1. Delta Kaki Burung ( Birdfoot delta )
2. Delta Tameng ( Shield Delta )
3. Delta Corong / Delta Kuala ( Estuarin Delta )
1.2. Proses Estuarin
- Bentuk corong pada muara sungai bersifat semi tertutup dan tidak berhubungan langsung dengan laut terbuka.
- Secara hidrografi dipengaruhi oleh gerak pasang surut, sehingga terjadi percampuran antara air tawar dengan air asin.
- Sedimen estuarin dipengaruhi oleh : proses fluvial di corong sungai dan sirkulasi air sungai dan air laut.
Proses Fluvial Corong Sungai
- Faktor pemegang peranan dalam proses : hidrodinamik, kimiawi, organisme dan akumulasi sedimen.
- Dinamika sedimen estuarin meliputi erosi dasar, transportasi , pengendapan dasar dan konsolidasi sedimen.
- Erosi dasar akibat aliran dasar dan turbulen.
- Transportasi sedimen secara : saltasi/ rolling, traksi/ menggeser di dasar dan suspensi.
- Pengendapan suspensi memuat berbagai mineral lempung yaitu illit, monmorilonit dan kaolin.
- Suspensi partikel illit dan monmorilonit akan mengendap pada kondisi air asin dengan salinitas/ kadar garam lebih dari 0,3 %.
- Partikel kaolin mengendap pada kondisi air tawar – payau dengan salinitas di bawah 0,3%
- Konsolidasi sedimen akibat oleh beban sedimen itu sediri.
Sirkulasi Air Sungai dan Air Laut
- Besarnya masuknya air sungai dan pengaruh pasang surut air laut sangat berperan dalam pembentukan tubuh sedimen.
- Gradasi salinitas makin ke arah sungai makin menurun.
- Akibat sirkulasi tersebut di atas terbentuklah sedimen berupa sisipan batugamping yang berkomposisi mineral siderit.
1.3. Proses Pesisir/Pantai
- Bentuk endapan klastik yang berkembang relatif sejajar garis pantai, dengan material penyusun endapan pasir hingga bongkah.
- Endapan Beach (Gisik), berupa pasir dengan tekstur bersortasi baik, derajat pembundaran baik sampai sangat baik, proses utamanya adalah pasang surut.
Proses pesisir/pantai
- Endapan Beach, dibentuk oleh sedimen yang bersumber dari darat, pantai dan laut.
- Struktur sedimen yang terbentuk pada Beach berupa cross bedding (silang siur), ripple mark (gelembur gelombang), gradded bedding (perlapisan bersusun), lensa-lensa dan burrow serta bioturbasi.
2. 1 Proses Sedimentasi Paparan
- Sedimen yang terbentuk di wilayah paparan adalah sedimen klastik, organis dan kimiawi.
- Sedimen klastik diendapkan melalui mekanisme sedimentasi traksi, mis : batupasir, napal, batugamping, batulempung.
- Sedimen organis berupa endapan terumbu.
- Sedimen kimiawi umumnya berupa sedimen evaporasi, mis : batugaram, anhidrit, gipsum.
Pengendapan Sedimen Terigen
- Selain faktor arus dasar laut, faktor gravitasi menjadi dominan dalam mekanisme pengendapan di laut dalam.
- Mekanisme pengendapan di laut dalam
utamanya adalah gravity flow.
- Proses Gravity Flow meliputi wilayah lereng dasar laut yang terbuka, wilayah Submarine Canyon, dan Wilayah Situs Pengendapan ( palung, deep sea graben, seamount valleys)
- Gravity Flow pada lereng dasar laut terbuka,
berdasarkan ukuran butir sedimennya dapat
dibedakan menjadi :
1. Debris Flow
2. Grain Flow
3. Fluidized Flow
4. Turbidity Current.
- Gravity flow pada submarine canyon :
pengendapannya melalui lembah sempit dan dalam dengan proses slow creep dan turbidity current.
- Gravity flow pada situs pengendapan :
membentuk submarine fan di palung, submarine fan di deep sea graben dan submarine fan di seamount valleys.
- Terbentuk oleh benda-benda organis maupun anorganis yang mengambang kemudian tenggelam secara perlahan-lahan di dasar laut.
- Benda-benda organis berupa plankton yang sifatnya mikro organisme.
- Benda-benda anorganis berupa rombakan batuan dan abu volkanik hasil letusan gunung api.
Pengendapan Sedimen Autigenik/ Kimiawi
- Sisa-sisa biota atau skeletal organisme terendapkan melalui proses biokimia.
- Akibat kondisi kimia laut dalam bersifat asam maka benda-benda pelagik terendapkan melalui proses silisifikasi membentuk silikat, seperti : rijang, lempung silikat, radiolaria.
Tipe Sedimen Laut Dangkal/ Paparan
- Sedimen paparan berlaku konsep dasar, bahwa ukuran butir sedimen makin mengecil ke arah laut, begitu pula aktivitas organisme semakin berkurang ke arah laut dalam.
- Di daerah paparan, jenis sedimen yang ditemukan berupa sedimen terigen, sedimen evaporasi, sedimen karbonat dan terumbu (coral reef)
- Berupa material/ partikel berukuran kerikil hingga lempung.
- Banyak percampuran dengan karbon /gambut, oyster shells dan sisa-sisa biota.
- Macam sedimennya adalah berupa konglomerat/ breksi, batupasir, batulanau dan batulempung yang umumnya diikat bersifat gampingan.
Sedimen Evaporasi
- Sebagai hasil proses evaporasi
- Proses sedimentasinya secara kimiawi
- Jenis sedimen ini adalah : batugaram, gipsum, anhidrit, barit, dolomit.
Sedimen Karbonat Paparan
- Merupakan batuan sedimen klastik yang ber komposisi karbonat.
- Batuan ini biasanya bercampur dengan sedimen terigen mis : Batugamping pasiran, batugamping lempungan, napal, batupasir gampingan, batulempung gampingan,
- Berasal dari hancuran atau sisa-sisa organisme dalam bentuk skeletal/pecahan cangkang, membentuk lapisan batuan yang disebut batupasir coquina/batu gamping coquina, dan batuan ini mudah dibedakan dengan terumbu.
- Sedimen karbonat nonskeletal grains adalah berupa pellets agregates dan ooliths.
Terumbu ( Reef)
- Berkembang baik di daerah tropis dan subtropis, dengan kedalaman pada jangkauan zona fotik.
- Yang berkembang di tropis dikenal dengan terumbu tropis (tropical reef) dan yang berbang di daerah subtropis dikenal dengan terumbu subtropis (subtropical reef).
- Terumbu merupakan sedimen organis yang dibentuk oleh koloni organisme diantaranya koral, moluska, arthropoda, foraminifera, ganggang (algae).
- Terumbu dikelompokkan berdasarkan morfologinya yaitu :
1. Fringing Reef ( Terumbu Pagar )
2. Barier Reef ( Terumbu Penghalang )
3. Atol Reef (Terumbu Cincin )
Contoh terumbu yang tumbuh dan berkembang baik di Kepulauan Sangkarewang Sulawesi Selatan.
- Terumbu dikelompokkan berdasakan fasies (menggunakan Klasifikasi Dunham )
1. Fore Reef
2. Core Reef
3. Back Reef.
Tipe Sedimen Laut Dalam
- Sedimen laut dalam terdiri dari sedimen terigen, sedimen pelagik dan sedimen autigeni/ kimiawi.
- Sedimen terigen sebagai hasi dari pengendapan gravity flow.
- Sedimen autigenik sebagai hasil dari pengendapan secara kimiawi.
- Sebagai sedimen gravity flow dengan berbagai ukuran butir.
- Yang berukuran lempung sering disebut deep sea clays disusun oleh klorit, illit, monmorilonit dan Red Clays disusun oleh kwarsa piroksin, felspar, tuff, tulang ikan dan nodul mangaan.
- Sebagai sedimen hemipelagik, yaitu sedimen yang gravity flow pada laut tertutup.
- Sedimen hasil gunungapi yang terendapkan di laut dalam yaitu :
1. Material Volcanic Explosion
2. Volcanic gravity flow sediment.
3. Submarine hydrothermal authigenic,
sebagai hasil aktivitas magmatisme dasar laut.
Sedimen Pelagis
- Red clay sebagai hasil pengendapan pelagis
dari material anorganik.
- Foraminifera ooze,
- Nanno fosil ooze
- Pteropoid ooze ( jenis moluska plankltonik)
- Diatome ooze
Sedimen Autigenik Laut Dalam
- Radiolaria ooze
- Sponges ooze ( foraminifera yang berkompo-
sisi kerangka silikat.
- Nodul mangaan
- Fosfat zeolit evavorit sedimen.
- Sedimen baturijang
- Sedimen lempung silikat.
LINGKUNGAN PENGENDAPAN MARIN
1. Pelagic – Abysal Environment
Ø Jarak dari pantai ratusan kilometer
Ø Kedalaman lebih besar 1000 meter
Ø Tipe sedimen : lempung merah, batuan berbutir halus dengan kadar karbonat 30 %, radiolarian, dan foraminifera planktonik.
> Luas lingkungan pengendapan ini 250 juta km2 atau hampir setengah luas bumi.
2. Hemipelagic – abyssal Environment
> Merupakan laut dalam yang bersifat tertutup karena dikelilingi tinggian (stagnant) misalnya : palung Sulu, Palung Mindanau dsb.
> Tipe sedimen hampir sama dengan pelagic abyssal environment, tapi lebih bersifat euxinic sediment.
3. Bathyal Environment
> Menempati posisi morfologi lantai samudra continental slope
> Luas lingkungan pengendapan ini 40 juta km2
> Kedalaman 200 - 3000 meter
> Tipe sedimen : lempung biru, pasir hitam gampingan, lempung hitam gampingan, semuanya sebagai hasil gravity flow.
4. Neritic Environment
> Kedalaman 0 - 200 meter, terdiri dari neritik tepi, neritik tengah dan neritik luar.
> Tipe sedimen : material halus sampai kasar yang merupakan material terestrial (terigen), bersifat gampingan dan kaya fosil terumbu.
> Luas lingkungan pengendapan ini 30 juta km2
5. Special Environment of Neritic
> Delta environment
> Tidal flat environment
> Lagoon environment
6. Littoral / Beach Environment
> Menempati pesisir/ batas antara daratan dan laut.
> Tipe sedimen :
Terestrial material ukuran dari boulder sampai lempung, kaya akan bahan organik
7. Euxinic Environment
> Sifat sedimen sama dengan sedimen laut tertutup
> Sangat tinggi organic material
> Sedimen evaporasi.
Sedimen Hemipelagis
- Lempung biru 5.600 km2 15% dari samudra
- Lumpur volkanik 200 km2 0,5 %
- Lempung merah 50 km2 0,2 %
- Lempung hijau 400 km2 1 %
- Reff 1000 km2 3 %
Luas Sedimen Marin
Shelf Sediment 30 km2 8 % < 200 m
Hemipelagic 63 km2 18% 2300 m
Pelagic 268 km2 74% 4300 m
Globigerina ooze 126 km2 35% 3600 m
Red clay 102 km2 28% 5400 m
Diatome ooze 31 km2 9% 3900m
Radiolarian ooze 7 km2 2% 5300m