Ocean Geological

                                                      Gambar 1. Laut

GEOLOGI  KELAUTAN
      1.  Sifat-sifat kimia dan sifat-sifat fisik air laut.
      2.  Sebaran temperatur dan salinitas air laut.
      3.  Gerakan air laut
      4.  Interaksi atmosfer dan hidrooseonosfer
      5.  Morfologi lantai samodera
      6.  Biota laut (termasuk fosil )
      7.  Sedimentologi marin
      8.  Erosi  pantai  dan dasar laut
      9.  Perubahan muka air laut
Lingkungan Marin
Samudera  (Ocean)
Mempunyai ciri-ciri  :
  1. Samudera dipisahkan dari benua oleh adanya rangkaian kepulauan (archipelago) atau oleh punggungan bawah muka air  (dremple)
  2. Salinitas / Kadar garam rerata  3,5  %
  1. Merupakan satu kesatuan arus laut (current) dengan susunan arus laut tertutup.
  2. Mempunyai kedalaman rerata 3800 meter
Batas lempeng samodera membentuk morfologi berupa rendahan (basin) maupun tinggian (punggungan).
Batas lempeng konvergen umumnya berupa palung ( trench).
Batas lempeng divergen umumnya berupa punggungan tengah samodera (mid oceanic ridge).
Batas lempeng transform  memberikan kenampakan morfologi dasar laut berupa “submarine canyon”  dan “seamount valleys”
LAUT  (SEA)
Merupakan perairan yang terletak di tepi samodera, diantara samodera dan benua atau benua dan benua, serta berada di pedalaman benua.
Macam- macam  laut :
  1. Laut Tepi (Marginal Sea)
      Merupakan laut dengan kedalaman berkisar 100 sampai 200 meter dan terletak di tepi benua, dipisahkan dari samodera oleh rangkaian kepulauan (archipelago).  Laut tepi lazim disebut sebagai paparan (shelf).
Contoh :
  1. Laut Jawa, di tepi benua Asia dan dipisahkan dari samodera India oleh Kepulauan Indonesia (P.Jawa,  P. Sumatera dan Kep. Nusatenggara)
  2. Laut Cina Selatan, di tepi benua Asia dan dipisahkan dari Samudera Pasifik oleh Kepulauan Filipina.
  1. Laut Jepang, di tepi benua Asia dan dipisahkan dari  samudera Pasifik oleh Kepulauan Jepang.
  2. Laut Utara, di tepi benua Eropa dan dipisahkan dari Samudera Atlantik oleh Kepulauan Britania Raya.
Genesa laut tepi ini secara tektonik menempati pada unsur tektonik busur belakang (back arc).
Aplikasi sumberdaya alam yang terkandung di laut tepi adalah potensial terdapatnya hidrokarbon.
  1. Laut Tengah (Mediteran Sea)
      Merupakan laut dengan kedalaman > 1000 meter dan terletak antara benua dengan samodera atau antara benua dengan benua yang dihubungkan oleh selat.
Contoh:
      a.  Laut Tengah
Dipisahkan dari Samodera Atlantik oleh Selat Gibraltar.
      b.   Laut Merah (Red Sea)
 Dipisahkan dari Samodera India oleh Selat Ogaden.
      c.   Laut Parsi  ( Persia Sea)
 Dipisahkan dari Samodera India oleh Selat Hormus.
     Genesa Laut Tengah secara tektonik akibat batas lempeng divergen maupun transform.
  1. Laut Pedalaman (Interior Sea)
      Merupakan laut dengan kedalaman >  200 meter, dan terletak  di pedalaman / tengah benua.
      Contoh  :
a.    Laut KaspiTerletak di tengah benua Asia, di sekitar  negara-negara Asia Tengah.
b.    Laut Mati  (Death Sea) Berada di tengah Benua Asia, disekitar negara-negara Timur Tengah.
Genesa Laut Pedalaman akibat batas lempeng transform. Salah satu cirinya mempunyai kadar garam yang sangat tinggi.
SIFAT-SIFAT AIR LAUT/SAMUDRA
Komposisi air laut
  1. Gas
      -  Oksigen  (O2)
      -  Carbon dioksida (CO2)

Laut  terbuka  :
-          Kandungan O2  rerata   4,5   -   9  Cm 3/liter
-          Kandungan CO2  rerata   0,1   Cm3 /liter
  1. Gas
      -  Oksigen  (O2)
      -  Carbon dioksida (CO2)
Laut  terbuka  :
-          Kandungan O2  rerata   4,5   -   9  Cm 3/liter
-          Kandungan CO2  rerata   0,1   Cm3 /liter
Laut  Tertutup :
   -   Kandungan O2 sangat kecil (  <  3 Cm3/liter
       sampai tidak ada sama sekali)
   -   Muncul gas Hidrogen Sulfida (H2S)
   -   Temperatur tinggi dan seragam
   -   Kadar garam tinggi dan seragam
   -   Kandungan garam tinggi
   -   Jenuh  CaCO3
Sifat-sifat Air Laut Tertutup
  1. Mempunyai temperatur dan kadar garam/      salinitas  seragam.
  1. Temperatur tidak normal dan tinggi
  2. Oksigen rendah  sampai  tidak ada oksigen sama sekali
  3. Kondisi reduksi dengan ditandai kehadiran gas/senyawa hidrogen sulfida (H2S)
  4. Kandungan garam tinggi
  5. Jenuh dengan CaCO3
Sifat-sifat Sedimen Yang  Terbentuk pada Laut Tertutup
  1. Sedimen berbutir halus (fine grained)
  2. Sedimen sebagai hasil kondisi reduksi sangat tinggi
  3. Munculnya gas/senyawa/mineral hidrogen sulfida (H2S)
  4. Mempunyai kandungan karbonat (CaCO3) tinggi
  5. Sedimen berstruktur laminasi
  1. Tidak ada fauna di dasar
  2. Mengandung kumpulan fosil yang bercampur
  3. Mengandung material organik yang tinggi (TOC high)
  4. Fosil terdapat hanya pada lapisan tertentu
Contoh Laut Tertutup dengan kandungan H2S  tinggi
  1. Teluk Norwegia (Norwegian fyord)                 lebih besar dari   40  Gram/ liter air laut
2.  Laut  Hitam   4  -   8   gram / liter air laut
3.  Teluk Kaoe (Halmahera Utara)   0,3 gram/liter air laut.
Contoh  Kandungan Material Organik (TOC)  pada sedimen laut tertutup
  1. Teluk Norvegia     25 -  35   %
  2. Laut Hitam        10  -  15 %
  3. Teluk  Kaoe (Halmahera)    6 %
Contoh Kadar Garam Yang berhubungan dengan evaporasi
  1. Laut Merah         4  %
  2. Laut /Teluk Parsi     lebih besar dari  4%
  3. Laut Mati   lebih dari  10  %
  4. Great Salt Lake    lebih dari  25 %    
Sifat Fisik Air Laut
  1. Berat Jenis rerata   1,025
  2. Pembekuan awal menjadi es   - 2 der cel
  3. Pencairan awal    + 4  der cel
  4. Warna dan kejernihan air laut dipengaruhi oleh :
             -   Suspended load material
             -   Organic materials
            -   Anorganic  materials
      5. Temperatur Air Laut
Menurut  Kuenen, 1946, dapat dibedakan berdasarkan iklim :
  1. Daerah  Tropis           20  -  30  der cel
  2. Daerah Subtropis      17  -  19  der cel
  3. Daerah  Tropis             0   der cel
Menurut  Kennet, 1972 :
  1. Tropical  seas                      24  -  30 der cel
  2. Warm  Subtropical seas       20  -  24 der cel
  3. Cool Subtropical Seas         12  -  20 der cel
  4. Subtropical  Seas                 5   -   12 der cel
  5. Polar  Seas                          0   -    5  der cel
Contoh  Biota (fosil) yang pernah hidup pada laut berdasarkan temperatur 
  1. Tropical   Seas    :  Gr. Menardii    ( DC)
  2. Warm Subtropical    :  Gd. Rubber (DC)
  3. Cool  Subtropical      :  Gr. Truncatuloides (DC)
  4. Subpolar  Seas          :  Ga. Bulloides  (SC)
  5. Polar  Seas        :   Neogbq Pachyderma  (SC)


Gerakan Air Laut
  1. Arus Laut (Current) , disebabkan oleh :
a.    Angin yang bertiup
b.    Pasang surut  (tidal)
c.    Gaya  gravitasi bumi
d.    Perbedaan berat jenis air laut
e.    Rotasi bumi
f.     Akibat perubahan mendadak dasar laut  mis gempa, longsor, sesar/tektonik

Contoh Arus Laut di berbagai Samudra
1.  Florida Current               40 juta m3/det
2.  Gulf Stream Current      90 juta m3/det
3.  Kuroshio Current            20 juta m3/det
4.  Hawai  Current                40 juta m3/det
5.  Antartic Polar Current  100 juta m3/det
6.  Amazon River Current     100 ribu m3/det

  1. Pasang Surut  (Tidal ), disebabkan oleh :
      a.  Interaksi gaya gravitasi bumi dan bulan
      b.  Gerakan bulan mengitari bumi
      c.  Rotasi bumi
  1. Gelombang dan ombak,  disebabkan oleh tiupan angin.  (ingat hukum Helmhost). Gel Tsunami, disebabkan oleh :
      -  Tektonik dasar laut
      -  Gempa bumi dasar laut
      -  Longsor dasar laut.

LINGKUNGAN PENGENDAPAN SEDIMEN MARIN
Cekungan sebagai wadah sedimen diendapkan meliputi berbagai aspek fisik, kimiawi dan organis.
Permukaan bumi lebih dari 70,8 % ditutupi oleh air laut.Daerah inilah yang merupakan lingkungan pengendapan sedimen marin, yang mewadahi berbagai aspek fisik, kimiawi dan organis.
Lingkungan pengendapan marin
Daerah ini dapat dibedakan berdasarkan topografi dan kedalamannya :
    -  Continental shelf            5,5 %
    -  Continental Slope               6 %
    -  Continental rise            59,5  %
    - Komponen laut dalam   29  %   : meliputi ocean basin,   deep-sea grabens, trenches, seamount valleys, submarine canyon dan oceanic ridges.
1. Kontinental Margin/Tepian Kontinen
=  Terletak antara ocean basin dengan kontinen
=  Daerah sangat aktif terhadap proses sedimentasi.
Meliputi : 1.1. Paparan Benua /Continental Shelf
                   1.2. Lereng Benua/Continental Slope
                   1.3. Dasar Laut /Continental Rise
1.1.  Paparan Benua (Continental Shelf)
-          Terletak antara pantai sampai dengan tekuk lereng benua.
-          Kedalaman rerata 130 meter
-          Kemiringan lereng rerata 5 derajat
-          Sedimen umumnya berasal dari rombakan kontinen di sebut sedimen terigen
-          Biota/organisme paling banyak ditemukan
-          Proses geologi berupa sedimentasi dan erosi
1.2.  Lereng Benua (Continental Slope
-          Kedalam rerata 3500 meter
-          Kemiringan lereng   35  -  90 derajat
-          Jenis sedimen terigen, pelagik dan autigenik atau percampuran di antaranya.
-          Sedimen terigen berfasies gravity flow / turbidit.
1.3.   Dasar Laut  (Continental Rise
-          Dibentuk oleh dasar laut dengan tonjolan-tonjolan gunung bawah laut.
-          Daerah ini sedimen berupa endapan tanggul yang terbentuk di zona undak-undak laut
-          Sedimen terigen berukuran halus, sedimen pelagik dan sedimen autigenik
-          Sedimen kimiawi lebih dominan
-          Kedalaman sekitar  3500  -  5000 meter.
2. Ocean Basin Floor  (Abysal Plains))
      Cekungan Laut Dalam
-  Cekungan laut dalam dengan kedalaman lebih dari  5000 meter.
- Dipengaruhi oleh aktivitas tektonik divergen  (sea floor  spreading) sehingga sedimennya sering bercampur dengan material volkanik dasar laut  berupa pillow lava dan hialoklastic.
-  Sedimen terigen dan sedimen organis  mengalami proses silisifikasi dalam kondisi lingkungan asam membentuk baturijang (chert) dan lempung silikat.
-   Proses silisifikasi terjadi karena kondisi kedalaman laut ini telah ada di bawah  batas  CCD  Zone.
         Catatan : secara kimiawi maka sifat air laut makin ke dalam akan bersifat asam.
  1. Oceanic  Ridge System 
      Pematang Tengah Samudra.
- Kedalam bervariasi, bahkan sering sebagai  tonjolan muncul di permukaan sebagai  pulau-pulau  /  Seamount.
- Topografinya berupa punggungan tengah samodera ( M O R ), yang  disertai fracture zone / rekahan berupa  lembah/ basin  dengan kedalaman   rerata  2500 meter.
- Wilayah ini  dibentuk oleh aktivitas  keluarnya mgma/ astenosfer akibat pemekaran lantai samodera.
Klasifikasi Lingkungan Marin
Secara garis besar maka lingkungan marin dapat dapat dikelompokkan menjadi :
1. Wilayah  Laut Dangkal  (Shallow Marine), Yaitu  daerah Continental Shelf, meliputi wilayah pantai dan wilayah paparan. Berdasarkan batimetri meliputi wilayah Litoral, Epineritik, Innerneritik dan Outerneritik
2. Wilayah Laut Dalam (Deep Marine), Yaitu :  Continental Slope,  Continental Rise, Ocean Basin Floor, dan Oceanic Ridge  System. Berdasarkan batimetri, wilayah ini meliputi : bathyal, abysal dan hadal.                

PROSES  SEDIMENTASI  MARIN
  1. Proses Sedimentasi Marin Laut Dangkal
- Pada kedalaman kurang dari  200 meter.
- Meliputi wilayah pantai dan paparan.
- Media proses sedimentasinya adalah pasang surut, gelombang dan arus.
-          Sedimentasi mekanik/fisik dengan mekanisme sedimentasi traksi.
-          Sedimentasi secara organis membentuk terumbu / reef.

1.1.  Proses Delta.
Proses sedimentasinya sangat kompleks, sebagai interaksi faktor dinamika pantai, yaitu : pasang surut, gelombang, arus laut, deformasi, organisme dan iklim.
Kekomplekan ini diakibatkan oleh berbagai proses yaitu : proses mulut sungai, proses akibat efek gelombang sungai, proses pasang surut (makrotidal) dan arus susur pantai (longshore current).



Proses Mulut Sungai
Interaksi sistim morfodinamik meliputi : sifat
- Aliran sungai dengan air laut, kedalaman air,  lereng,  tidal range, derajat pasang surut kekuatan dan sifat gelombang, serta faktor barier island dan laguna.
- Bentuk pengaliran turbulen, baik plane jets  (pada dasar cekungan) dan axial jets (vetikal outlet).
Proses Akibat Efek Gelombang Muara Sungai
Gelombang muara sungai sebagai media  penyebar sedimen.
  -   Sebagai  perusak tubuh sedimen yang telah   terbentuk.
  -   Tingkat energi gelombang muara sungai  sangat berperan dalam pembentukan  delta.
Proses Pasang Surut (Macrotidal
 -  Sebagai perubah paras muka air laut dalam  hal kedalamannya.
 -  Sebagai pembangkit arus dalam  transportasi material sedimen.
 - Salah satunya sebagai pembentuk  struktur sedimen  mega cross bedding  dan  juga herring boone.
Proses Arus Susur Pantai
 -   Sebagai media transport sedimen
 -   Penyebab terhambatnya pembentukkan  delta.
 -   Berperan dalam pembentukan delta tameng (shield delta)
Struktur  Delta
Subaerial delta
       -  upper deltaic plain
       -  Lower  deltaic plain
 2.   Subaquaes delta
       -  Upper delta
       -  Delta front
       -  Lower delta / prodelta clays.
Jenis Delta
  1.  Delta Kaki Burung  ( Birdfoot delta )
  2.  Delta Tameng  ( Shield Delta )
  3.  Delta Corong / Delta Kuala ( Estuarin Delta )

1.2.  Proses  Estuarin
-  Bentuk corong  pada muara sungai bersifat semi tertutup dan tidak berhubungan langsung dengan laut terbuka.
-  Secara hidrografi dipengaruhi oleh gerak  pasang surut, sehingga terjadi percampuran antara air tawar dengan air asin.
  -  Sedimen estuarin dipengaruhi oleh :  proses fluvial di corong sungai dan sirkulasi air sungai dan air laut.
Proses Fluvial Corong Sungai
  -  Faktor pemegang peranan dalam proses : hidrodinamik, kimiawi, organisme dan akumulasi  sedimen.
  -  Dinamika sedimen estuarin meliputi erosi dasar, transportasi , pengendapan dasar dan  konsolidasi sedimen.
  -  Erosi dasar akibat aliran dasar dan turbulen.
  -  Transportasi sedimen secara :  saltasi/ rolling,  traksi/ menggeser di dasar dan suspensi.
  -  Pengendapan suspensi memuat berbagai mineral lempung yaitu illit, monmorilonit dan kaolin.
-  Suspensi partikel illit dan monmorilonit  akan mengendap pada kondisi air asin dengan salinitas/ kadar garam lebih dari  0,3 %.
  -  Partikel  kaolin mengendap pada kondisi air  tawar – payau dengan salinitas di bawah 0,3%
  -  Konsolidasi sedimen   akibat oleh beban sedimen itu sediri.
Sirkulasi Air Sungai dan Air Laut
- Besarnya masuknya air sungai dan pengaruh  pasang surut air laut sangat berperan dalam pembentukan tubuh sedimen.
  -  Gradasi salinitas makin ke arah sungai makin menurun.
  -  Akibat sirkulasi tersebut di atas terbentuklah sedimen berupa sisipan batugamping yang berkomposisi mineral siderit.
1.3.   Proses Pesisir/Pantai
  -  Bentuk endapan klastik yang berkembang  relatif sejajar garis pantai, dengan material penyusun endapan pasir hingga bongkah. 
  - Endapan Beach (Gisik), berupa pasir dengan tekstur bersortasi baik, derajat pembundaran baik sampai sangat baik,  proses utamanya adalah pasang surut.
Proses pesisir/pantai
-  Endapan Beach, dibentuk oleh sedimen yang bersumber dari darat, pantai dan laut.
-  Struktur sedimen yang terbentuk pada Beach  berupa cross bedding (silang siur), ripple mark (gelembur gelombang), gradded bedding (perlapisan bersusun), lensa-lensa dan burrow serta bioturbasi.
2. 1  Proses Sedimentasi Paparan
  -  Sedimen yang terbentuk di wilayah paparan  adalah sedimen klastik, organis dan kimiawi.
  -  Sedimen klastik diendapkan melalui mekanisme sedimentasi traksi, mis : batupasir, napal, batugamping, batulempung.
-  Sedimen organis berupa endapan terumbu.
-  Sedimen kimiawi umumnya berupa sedimen evaporasi, mis : batugaram, anhidrit, gipsum.
                                                    Gambar2. Laut dalam

2.2  Proses Sedimentasi Laut Dalam
Pengendapan Sedimen Terigen
  -  Selain faktor arus dasar  laut, faktor gravitasi menjadi dominan dalam mekanisme pengendapan di laut dalam.
  -  Mekanisme pengendapan di laut dalam
     utamanya adalah gravity flow.
  -  Proses Gravity Flow meliputi wilayah lereng dasar laut yang terbuka, wilayah Submarine Canyon, dan Wilayah Situs Pengendapan ( palung, deep sea graben, seamount valleys)
  -  Gravity Flow pada lereng dasar laut terbuka,   
      berdasarkan ukuran butir sedimennya dapat
      dibedakan menjadi :
      1.  Debris Flow
      2.  Grain Flow
      3.  Fluidized Flow
      4.  Turbidity Current.
  -  Gravity flow pada submarine canyon :
     pengendapannya melalui lembah sempit dan dalam dengan proses slow creep dan  turbidity current.
-  Gravity flow pada situs pengendapan :
      membentuk submarine fan di palung, submarine fan di deep sea graben dan submarine fan di seamount valleys.
-  Terbentuk oleh benda-benda organis maupun  anorganis yang mengambang kemudian tenggelam secara perlahan-lahan di dasar laut.
-  Benda-benda organis berupa plankton yang  sifatnya mikro organisme.
-  Benda-benda anorganis  berupa rombakan batuan dan abu volkanik hasil letusan gunung api.
Pengendapan Sedimen Autigenik/ Kimiawi
  -  Sisa-sisa biota atau skeletal organisme terendapkan melalui proses biokimia.
  -  Akibat kondisi kimia laut dalam bersifat asam maka benda-benda pelagik terendapkan melalui proses silisifikasi membentuk silikat, seperti  : rijang, lempung silikat, radiolaria.
Tipe  Sedimen Laut Dangkal/ Paparan
  -  Sedimen paparan berlaku konsep dasar, bahwa ukuran butir sedimen makin mengecil ke arah laut, begitu pula aktivitas organisme semakin berkurang ke arah laut dalam.
  -  Di daerah paparan, jenis sedimen yang ditemukan berupa sedimen terigen, sedimen evaporasi, sedimen karbonat dan terumbu (coral reef)
  -  Berupa material/ partikel berukuran kerikil hingga lempung.
  -  Banyak percampuran dengan   karbon  /gambut, oyster shells dan sisa-sisa biota.
  - Macam sedimennya adalah berupa konglomerat/ breksi, batupasir, batulanau dan batulempung yang umumnya diikat bersifat gampingan.
Sedimen Evaporasi
-    Sebagai hasil proses evaporasi
-          Proses sedimentasinya secara kimiawi
-          Jenis  sedimen ini adalah  :  batugaram, gipsum, anhidrit, barit, dolomit.
Sedimen Karbonat Paparan
 -  Merupakan batuan sedimen klastik yang ber  komposisi  karbonat.
 -  Batuan ini biasanya bercampur dengan sedimen terigen  mis : Batugamping pasiran,  batugamping lempungan, napal, batupasir gampingan, batulempung gampingan,
 -  Berasal dari hancuran atau sisa-sisa organisme dalam bentuk skeletal/pecahan cangkang, membentuk lapisan batuan yang disebut batupasir coquina/batu gamping coquina, dan batuan ini mudah dibedakan dengan terumbu.
  -  Sedimen karbonat nonskeletal grains adalah berupa pellets agregates dan ooliths.
Terumbu ( Reef)
  -  Berkembang baik di daerah tropis dan subtropis, dengan kedalaman pada jangkauan zona fotik.
  -  Yang berkembang di tropis dikenal dengan terumbu tropis (tropical reef) dan yang berbang di daerah subtropis dikenal dengan terumbu subtropis (subtropical reef).
  -  Terumbu merupakan sedimen organis yang dibentuk oleh koloni organisme diantaranya koral, moluska, arthropoda, foraminifera,  ganggang (algae).
-  Terumbu dikelompokkan berdasarkan morfologinya yaitu :
      1.  Fringing Reef ( Terumbu Pagar )
      2.  Barier Reef   ( Terumbu  Penghalang )
      3.  Atol  Reef   (Terumbu Cincin )
Contoh terumbu yang tumbuh dan berkembang baik di Kepulauan Sangkarewang Sulawesi Selatan.
-  Terumbu dikelompokkan berdasakan fasies (menggunakan Klasifikasi Dunham )
      1.  Fore Reef
      2.  Core Reef
      3.  Back Reef.
Tipe Sedimen Laut Dalam
  -  Sedimen laut dalam terdiri dari sedimen terigen, sedimen pelagik dan sedimen autigeni/ kimiawi.
  -  Sedimen terigen sebagai hasi dari pengendapan gravity flow. 
-  Sedimen autigenik  sebagai hasil dari pengendapan secara kimiawi.
-  Sebagai sedimen gravity flow dengan berbagai ukuran butir.
- Yang berukuran lempung sering disebut deep sea clays disusun oleh klorit, illit, monmorilonit  dan  Red Clays disusun oleh kwarsa piroksin, felspar, tuff, tulang ikan dan nodul mangaan.
  -  Sebagai sedimen hemipelagik, yaitu sedimen yang gravity flow pada laut tertutup.
  -  Sedimen hasil gunungapi yang terendapkan di laut dalam yaitu :
     1.  Material Volcanic Explosion
     2.  Volcanic gravity flow sediment.
     3.  Submarine hydrothermal authigenic,
          sebagai hasil aktivitas magmatisme dasar  laut.
Sedimen Pelagis
  -  Red clay  sebagai hasil pengendapan pelagis
     dari material anorganik.
  -  Foraminifera ooze, 
  -  Nanno fosil ooze
  -  Pteropoid  ooze ( jenis moluska plankltonik)
  -  Diatome  ooze
Sedimen Autigenik Laut Dalam
  -  Radiolaria ooze
  -  Sponges ooze  ( foraminifera yang berkompo-
      sisi kerangka silikat.
  -  Nodul mangaan
  -  Fosfat zeolit evavorit sedimen.
  -  Sedimen baturijang
  -  Sedimen lempung silikat.

LINGKUNGAN PENGENDAPAN MARIN
1. Pelagic – Abysal Environment
Ø  Jarak dari pantai ratusan kilometer
Ø  Kedalaman lebih besar 1000 meter
Ø  Tipe sedimen :  lempung merah, batuan berbutir halus dengan kadar karbonat 30 %, radiolarian, dan  foraminifera planktonik.
     > Luas lingkungan pengendapan ini 250 juta km2  atau hampir setengah luas bumi.
2.  Hemipelagic – abyssal Environment
>  Merupakan laut dalam yang bersifat tertutup karena dikelilingi tinggian (stagnant) misalnya :  palung Sulu, Palung Mindanau dsb.
 >  Tipe sedimen hampir sama dengan pelagic abyssal environment, tapi lebih bersifat euxinic sediment.
3.  Bathyal Environment
 > Menempati posisi morfologi lantai samudra continental  slope
 > Luas lingkungan pengendapan ini 40 juta km2
 > Kedalaman 200  -   3000  meter
 > Tipe sedimen  :  lempung biru, pasir hitam gampingan, lempung hitam gampingan, semuanya sebagai hasil gravity flow.
4.  Neritic Environment
> Kedalaman  0  -  200 meter, terdiri dari neritik tepi, neritik tengah dan neritik luar.
> Tipe sedimen : material halus sampai kasar yang merupakan material terestrial (terigen), bersifat gampingan dan kaya  fosil terumbu.
>  Luas lingkungan pengendapan ini 30 juta km2
5.  Special Environment of Neritic
>  Delta environment
>  Tidal flat  environment
          >  Lagoon  environment
6.  Littoral / Beach Environment
 >  Menempati  pesisir/ batas antara daratan dan laut.
 >  Tipe sedimen  :
     Terestrial material ukuran dari boulder sampai lempung, kaya  akan  bahan  organik
7.  Euxinic  Environment
 >  Sifat sedimen sama dengan sedimen laut tertutup
 >  Sangat tinggi organic material
 >  Sedimen evaporasi.
Sedimen Hemipelagis
  1. Lempung biru 5.600 km2 15% dari samudra
  1. Lumpur volkanik 200  km2 0,5 %
  2. Lempung merah 50  km2 0,2 %
  3. Lempung hijau 400  km2 1 %
  4. Reff 1000  km2 3 %
Luas Sedimen Marin
Shelf Sediment          30 km2            8 %    < 200 m
Hemipelagic              63 km2          18%      2300 m
Pelagic                      268 km2         74%     4300 m
Globigerina ooze      126 km2         35%     3600 m
Red clay                    102 km2         28%     5400 m
Diatome ooze            31 km2           9%       3900m
Radiolarian ooze          7 km2           2%       5300m